Para ahli menyatakan bahwa serigala hasil rekayasa genetika oleh perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences bukanlah Dire Wolf sejati, melainkan serigala abu-abu yang dimodifikasi agar memiliki ciri-ciri mirip dengan spesies prasejarah tersebut.

Sejumlah pakar mengatakan klaim menghasilkan Dire Wolf dari rekayasa genetik tak 100 persen benar sebab yang diciptakan adalah hibrida.(REUTERS/Colossal Biosciences)
Sejumlah pakar mengatakan klaim menghasilkan Dire Wolf dari rekayasa genetik tak 100 persen benar sebab yang diciptakan adalah hibrida.(REUTERS/Colossal Biosciences)

Dalam pengumuman yang dirilis pada Senin (7/4), tim ilmuwan mengklaim mereka telah berhasil "menghidupkan kembali" seekor serigala purba yang telah punah melalui pendekatan rekayasa genetika.

Colossal Biosciences mempublikasikan foto tiga anak serigala berwarna putih yang tampak menggemaskan. Menurut mereka, ini merupakan "pengembalian dari kepunahan pertama di dunia."

Dire Wolf (Aenocyon dirus), yang populer lewat serial "Game of Thrones", adalah spesies yang punah setelah berakhirnya zaman es terakhir.

CEO Colossal, Ben Lamm, menyatakan bahwa pihaknya telah "membuat anak serigala dire yang sehat", dan berhasil menghidupkan kembali predator purba ini setelah lebih dari sepuluh ribu tahun sejak dinyatakan punah.

Meski demikian, sejumlah ilmuwan mengkritisi klaim tersebut, menyebut bahwa deskripsi Colossal bisa menyesatkan.

"Apa yang dihasilkan Colossal adalah serigala abu-abu dengan karakteristik seperti serigala yang mengerikan," ujar Nic Rawlence, profesor dan direktur di Otago Palaeogenetics Laboratory, University of Otago.

"Ini bukan serigala yang telah punah, melainkan 'hibrida'," tambahnya.

Dalam proses pengembangannya, para peneliti mengekstraksi DNA dari dua fosil serigala purba, yaitu gigi berumur 13.000 tahun yang ditemukan di Sheridan Pit, Ohio, serta bagian tulang telinga dalam berusia 72.000 tahun dari American Falls, Idaho.

Dari DNA tersebut, para ilmuwan berhasil merekonstruksi sebagian genom Dire Wolf, yang kemudian dibandingkan dengan genom spesies canid modern seperti serigala, jakal, dan rubah.

Hasil perbandingan menunjukkan bahwa serigala abu-abu (Canis lupus) merupakan kandidat paling tepat sebagai sumber sel telur untuk menciptakan versi modern dari Dire Wolf.

"Informasi baru menunjukkan bahwa serigala dire yang asli sebenarnya bukanlah serigala," kata David Mech, asisten profesor di University of Minnesota sekaligus peneliti senior di U.S. Geological Survey, dalam pernyataannya kepada Live Science.

Secara garis keturunan, Dire Wolf telah berpisah dari serigala modern sekitar enam juta tahun lalu, membentuk cabang evolusi yang berbeda.

"Serigala dire berada dalam genus mereka sendiri, jadi spesies yang sangat berbeda," jelas Philip Seddon, profesor zoologi dari University of Otago.

"Serigala Afrika mungkin lebih dekat hubungannya dengan serigala dire," lanjutnya.